Griya Sakinah 4 - Penggunaan Alat Kontrasepsi
PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI
Saat ini tersedia berbagai jenis
alat kontrasepsi (KB) untuk membantu menunda atau mencegah kehamilan.
Banyaknya alat kontrasepsi kerapkali
membingungkan pemakainya, padahal penggunaan alat kontrasepsi hanya akan
efektif jika dilakukan dengan tepat.
Itu sebabnya, pemilihan alat kontrasepsi harus
disesuaikan dengan kebutuhan maupun kondisi pasangan suami isti. Agar tidak
salah pilih, berikut informasi tentang alat kontrasepsi beserta kelebihan dan
kekurangannya.
Alat Kontrasepsi Hormonal
Kontrasepsi hormonal umumnya mengandung kombinasi hormon progestin dan estrogen maupun hanya hormon progesteron. Kontrasepsi ini tersedia dalam berbagai bentuk, seperti KB hormonal termasuk pil KB, pil mini, KB spiral (IUD), dan suntil KB.
Berikut macam-macam KB hormonal:
1. Pil KB kombinasi progestin dan estrogen
Kandungan di dalam pil KB ini adalah kombinasi antara hormon progestin dan estrogen. Alat kontrasepsi yang satu ini membantu menahan agar indung telur (ovarium) tidak memproduksi sel telur. Pil KB juga menyebabkan adanya perubahan pada lendir serviks atau leher rahim serta endometrium agar sperma tidak bisa ‘bertemu’ dengan sel telur. Pil KB umumnya harus diminum setiap hari untuk mencegah pelepasan sel telur (ovulasi).
Salah satu kelebihannya adalah pil KB bisa mengurangi
perdarahan saat menstruasi. Di samping itu, jenis KB ini juga dapat
mengurangi gejala PMS
atau premenstrual syndrome. Juga dapat mengurangi risiko
terkena penyakit kanker ovarium
dan sindrom ovarium polikistik (PCOS) yang
sama-sama menjadi penyebab kista pada indung telur.
Sementara kekurangan dari pil KB kombinasi adalah berpotensi meningkatkan berat badan, risiko
hipertensi, dan penyakit kardiovaskular. Namun, efek samping ini bisa dicegah
dengan menerapkan diet sehat dan berolahraga secara teratur.
2. Pil KB progestin
Jenis KB hormonal berikutnya dikenal dengan nama pil
mini. Berbeda dengan pil kombinasi, pil KB mini hanya mengandung progestin
dengan takaran dosis yang lebih rendah. Pil KB mini dapat membuat lendir
serviks menjadi lebih kental sehingga mencegah sperma ‘bertemu’ dengan sel
telur. Menggunakan jenis KB ini juga dapat mencegah proses ovulasi meski hanya
pada saat-saat tertentu. Melansir dari Mayo Clinic, untuk menggunakan pil KB mini sebagai alat
kontrasepsi tidak perlu menunggu terlalu lama hingga masa subur Anda berakhir. Penggunaan
pil mini juga cenderung lebih aman dibandingkan dengan risiko efek samping pil
KB kombinasi.
Jenis KB ini tidak menimbulkan efek samping, seperti
hipertensi, dan tidak mengganggu produksi air susu ibu (ASI) bila Anda sedang menyusui. Namun,
pil KB mini tetap dapat menyebabkan peningkatan berat badan dan membuat siklus
menstruasi menjadi tidak teratur.
3. KB suntik
KB suntik adalah alat kontrasepsi yang diberikan
dengan cara menyuntikkan hormon progestin ke dalam aliran darah. Apabila
digunakan dengan benar, jenis KB ini termasuk paling efektif mencegah kehamilan
pada masa subur hingga 99 persen. Dengan begitu, KB suntik bisa membantu Anda
untuk merencanakan kehamilan dengan tepat.
Ada dua jenis suntik KB yang
tersedia dipasaran, yaitu:
·
Suntikan KB 1 bulan (Cyclofem
atau Mesigyna)
·
Suntikan KB 3 bulan (Depo-Provena).
Jenis KB ini tentunya lebih praktis dibandingkan
dengan minum pil KB karena Anda tidak perlu khawatir jika lupa minum pil tetapi
telanjur berhubungan seks.
Manfaat
lainnya dari KB suntik adalah menurunkan risiko terjadinya kehamilan etopik
(janin di luar rahim). Hanya saja, jenis KB ini tetap memiliki risiko
meningkatkan berat badan dan mengganggu masa subur.
4. IUD (Intra-Uterine Device)
hormonal
IUD adalah alat kontrasepsi yang memiliki
bentuk seperti huruf T.
Alat kontrasepsi ini dipasang di dalam rahim dengan menyisakan sedikit benang pada vagina untuk menandakan posisinya. Ada 2 macam alat kontrasepsi IUD yang bisa Anda pilih, yaitu IUD tembaga (non-hormonal) dan IUD hormonal. IUD hormonal atau KB spiral mengandung hormon progesteron sintetis. Hormon ini dapat membuat dinding rahim menebal sehingga mencegah terjadinya pembuahan.
Sama seperti jenis KB hormonal lainnya, terdapat juga kelebihan dan
kekurangan dari KB IUD. IUD adalah alat kontrasepsi yang dapat digunakan
untuk waktu jangka panjang. Jadi, Anda hanya perlu memasangnya sekali untuk
periode waktu tertentu. Setelah IUD dilepas pun masa subur Anda bisa kembali
normal dengan cepat.
Sayangnya, posisi alat IUD bisa
bergeser saat berada di dalam rahim. Hal ini bisa membuat
penggunaannya terasa tidak nyaman, termasuk saat melakukan hubungan intim. Selain
itu, KB IUD bisa menyebabkan
efek samping seperti kram dan perdarahan menstruasi yang jadi lebih
banyak.
Alat Kontrasepsi dengan Metode Penghalang Fisik
Selain beberapa kontrasepsi hormonal di atas, ada pula alat kontrasepsi lain yang menghalangi masuknya sperma ke dalam vagina. Berikut adalah macam-macam kontrasepsi berupa penghalang fisik:
1. Kondom
Kondom adalah alat kontrasepsi yang praktis dan mudah
ditemukan di mana saja. Bukan hanya itu, kondom juga sangat mudah digunakan. Meski lebih umum ditemukan kondom untuk pria, tersedia juga kondom untuk
wanita.
Memakai kondom
menjadi cara efektif dalam mencegah terjadinya pembuahan saat berhubungan seks.
Selain itu, penggunaan kondom dapat mencegah penularan penyakit HIV maupun
penyakit menular seksual
lainnya. Penting diingat, kondom hanya aman dan efektif untuk sekali pakai.
Penggunaan kondom juga harus tepat karena bisa timbul risiko terlepas selama berhubungan
intim. Anda juga perlu berhati-hati karena material lateks pada kondom dapat
menimbulkan alergi pada beberapa orang.
2. Spermisida
Penggunaan kondom akan lebih efektif apabila
ditambahkan lubrikan spermisida. Spermisida adalah zat kimia yang dapat merusak
sperma yang bisa berbentuk krim, jeli, busa, atau supositori. Meski
namanya terdengar asing, alat kontrasepsi ini sebenarnya bisa didapatkan dengan
mudah.
Namun,
perlindungan spermisida sebagai kontrasepsi hanya bersifat sementara. Jika Anda
tidak cukup mengoleskan spermisida pada penis dan vagina, sisa sperma di dalam
air mani yang dikeluarkan pria mungkin tidak akan rusak. Efektivitas spermisida
juga akan berkurang apabila pemakaiannya melebihi 1 jam. Oleh karena itu, alat
ini lebih cocok digunakan bersamaan dengan alat kontrasepsi lain seperti
kondom. Jadi, saat digunakan terpisah dengan kondom, alat kontrasepsi ini tetap
tidak dapat mencegah penularan penyakit kelamin saat berhubungan seks.
3. Diafragma
Diafragma biasanya terbuat dari lateks atau silikon
dengan bentuk melingkar seperti kubah dan berfungsi untuk mencegah sperma masuk
ke dalam rahim. Cara penggunaan alat kontrasepsi diafragma ini adalah dengan
menekuk atau melipatnya menjadi dua bagian, lalu memasukkannya ke dalam vagina
untuk melindungi leher rahim (serviks). Diafragma juga bisa digunakan
bersamaan dengan spermisida. Penggunaan keduanya secara bersamaan dapat
meningkatkan efektivitas diafragma maupun spermisida. Hanya saja, diafragma
yang terlalu besar bisa menimbulkan rasa tidak nyaman saat digunakan. Sementara
ukuran diafragma yang terlalu kecil berisiko lepas atau pindah posisi. Selain
itu, penggunaan diafragma berisiko menimbulkan iritasi kulit kelamin. Tidak seperti kondom, alat kontrasepsi seperti diafragma bisa
dipakai berulang kali.
Metode Kontrasepsi Alami
Jika Anda dan pasangan tidak bisa menggunakan macam-macam alat kontrasepsi seperti di atas karena berbagai alasan, ada dua metode kontrasepsi alami yang bisa Anda coba. Berikut pilihan metode kontrasepsi alami:
1. Sistem KB kalender
KB kalender jenis KB alami karena menggunakan penghitungan masa subur wanita. Artinya, Anda dianjurkan untuk menghindari berhubungan seks pada masa subur atau hari-hari yang diketahui berpeluang besar menimbulkan pembuahan. Dibanding alat kontrasepsi hormonal atau penghalang fisik, metode sistem KB kalender yang satu ini sangat murah karena Anda mungkin tidak perlu mengeluarkan uang sama sekali. Di samping itu, Anda hanya perlu mengandalkan perhitungan masa subur sehingga Anda tidak menggunakan bantuan alat apapun.
Namun, sistem kb kalender ini bisa dikatakan kurang efektif. Ini karena ada kemungkinan sistem KB kalender gagal dalam mencegah kehamilan yang bisa mencapai 20 persen.
2. Menyusui
Menariknya, masa menyusui juga dapat menjadi salah satu jenis KB alami. Secara medis, cara ini dikenal dengan nama amenore laktasi. Pada ibu yang menyusui bayinya dengan ASI eksklusif, pembuahan tidak dapat terjadi selama 10 minggu pertama. Hormon yang dibutuhkan untuk melancarkan produksi ASI dapat mencegah pelepasan hormon ovulasi sehingga kehamilan dapat dicegah.
Jika Anda ingin menggunakan cara ini, Anda tentu tidak perlu mengeluarkan uang. Di samping itu, Anda tidak perlu menggunakan alat kontrasepsi apapun. Namun, jenis KB alami ini hanya efektif menunda kehamilan dalam kurun waktu tertentu saja selama Anda masih menyusu ASI eksklusif dan belum kembali mengalami menstruasi. Jika Anda tidak lagi memberikan ASI eksklusif dan sudah mendapatkan haid kembali, Anda perlu menggunakan alat kontrasepsi lain.
Metode Kontrasepsi Permanen
Kontrasepsi permanen atau sterilisasi merupakan pilihan bagi pasangan yang tidak ingin memiliki anak lagi. Pada wanita, teknik yang dapat dilakukan adalah tubektomi, ligasi tuba, implan tuba, dan elektrokoagulasi tuba. Sementara pada pria, sterilisasi atau kontrasepsi permanen bernama vasektomi.
Dibandingkan macam-macam KB yang ada, kontrasepsi permanen memiliki efektivitas yang sangat tinggi dalam mencegah kehamilan. Akan tetapi, biaya yang harus Anda keluarkan untuk menjalani sterilisasi bisa lebih mahal ketimbang menggunakan alat kontrasepsi lainnya. Kontrasepsi permanen ini juga berisiko menimbulkan perdarahan atau infeksi.
Dari macam-macam alat kontrasepsi dan metode KB yang tersedia, penting bagi Anda dan pasangan untuk mempertimbangkan kelebihan dan kekurangannya, terutama efeknya bagi kesehatan. Saat memilih jenis kontrasepsi yang tepat, Anda dan pasangan juga perlu menyepakati apakah ingin atau tidak berencana lagi memiliki anak. Berterus terang bila Anda atau pasangan sudah terinfeksi penyakit seksual juga penting dilakukan guna mencegah penularannya.
Komentar
Posting Komentar