Spesial Dzulhijjah 2 - Puasa-puasa Sunnah Dalam Bulan Dzulhijjah
Puasa-puasa Sunnah Di Bulan Dzulhijjah
Hari tarwiyah jatuh pada 8 Dzulhijjah, atau sehari sebelum pelaksanaan wukuf bagi jamaah haji.
Merujuk sejarahnya, tarwiyah sangat terkait dengan peristiwa yang dialami Nabi Ibrahim terkait perintah Allah SWT untuk menyembelih putranya: Ismail.
Tarwiyah memiliki arti berpikir atau merenung. Maka, hari tarwiyah disebut juga hari merenung, berpikir, dan keragu-raguan.
Melalui mimpi, Allah SWT memerintahkan Nabi Ibrahim mengorbankan anaknya Ismail. Mimpi itu terjadi pada malam tanggal 8 Dzulhijjah.
Tentang isi mimpinya, Nabi Ibrahim merasa ragu atas kebenarannya. Apakah mimpi itu benar berasal dari Allah sahingga manjadi suatu perintah yang harus dikerjakan, atau hanya berasal dari setan untuk mengganggunya.
Sampai siang harinya, Nabi Ibrahim terus berpikir dan merenung tentang mimpinya tersebut. Pada malam tanggal 9 Zulhijjah, Nabi Ibrahim AS kembali mengalami mimpi yang sama, yaitu menyembelih putaranya Ismail.
Kali ini mulai menimbulkan keyakinan dalam hati Nabi Ibrahim AS bahwa perintah ini benar berasal dari Allah SWT.
Ini dapat dihubungkan dengan nama hari kesembilan bulan Dzulhijjah, yaitu hari Arafah. Arafah bermakna pemahaman atau pengetahuan. Maksudnya, Nabi Ibrahim sudah mulai paham tentang kebenaran dan tujuan mimpinya. Tetapi, Nabi Ibrahim belum melaksanakan perintah dalam mimpinya tersebut.
Pada malam tanggal 10 Zulhijjah Nabi Ibrahim kembali mengalami mimpi serupa. Oleh karena mimpi ini telah tiga kali terjadi, maka besoknya (siang hari tanggal 10 Zulhijjah) Nabi Ibrahim memutuskan untuk melaksanakan mimpi tersebut setelah terlebih dahulu berdiskusi dengan anak dan isterinya.
Ketetapan Nabi Ibrahim AS untuk melaksanakan penyembelihan Ismail pada hari itu dapat dihubungkan dengan nama hari tanggal 10 Dzulhijjah yang disebut juga dengan hari Nahar.
Nahar berarti menyembelih. Sedangkan pada hari 11, 12, dan 13 Dzulhijjah, Nabi Ibrahim selalu digoda oleh Iblis. Maka, tiga hari itu disebut hari tasyrik.
Peristiwa besar yang merupakan ujian berat bagi kedua orang Rasul Allah yang amat tabah itu digambarkan Allah dalam Alquran surat Ash-Shaffaat ayat 100-111.
Inti dari ayat ayat tersebut adalah kepatuhan Nabi Ibrahim AS kepada Allah dan keikhlasannya menunaikan perintah Allah, walaupun la harus menyembelih anak kesayangannya.
Demikian pula Ismail yang dengan sabar dani ikhlas menyerahkan nyawanya sebagai pelaksanaan perintah Allah kepada ayahnya.
Itulah mengapa Alloh memerintahkan untuk berpuasa pada tanggal 8 dan 9 Dzulhijjah untuk mengabadikan momen mimpi yng dialami oleh Nabi Ibrahim serta kerelaan Nabi Ismail untuk menyerahkan nyawanya karena taat kepada Alloh.
Komentar
Posting Komentar