Bagaimanakah Sholat Kita Saat Ini?



Jika zama dahulu peristiwa Isro' dan Mi'roj dianggap sebagai sesuatu yang mustahil, maka di era globalisasi saat ini tentulah peristiwa tersebut menjadi sesuatu yang dapat diterima akal. Bagaimana tidak, sebagai contoh dengan adanya gadget tatkala kita mengirimkan pesan ke benua lain maka pesan itu dapat diterima dengan cepat melalui aplikasi media sosial facebook, instagram, atau whatsap. Dengan adanya pembelian tiket secara online, jasa transportasi dapat dengan mudah didapat. Selain itu, mesin printer 3D seperti mesin pencetak sajadah, karpet masjid, ataupun gorden dapat dengan mudah diaplikasikan pada zaman ini. Melihat hal ini tentunya membuat kita sadar bahwa perjalanan Rosululloh yang begitu singkat pada malah hari dan naiknya Rosululloh ke langit teratas merupakan keagungan Alloh yang dari mustahil menjadi sesuatu yang "mungkin" yang mampu dibuktikan manusia setelah berabad abad tahun kemudian. Lantas, bagaimanakah iman dan taqwa kita melihat fenomena ini?

 

Dalam peristiwa Isro' dan Mi'roj, Rosululloh menerima perintah yang diterima secara langsung dai Alloh berupa perintah sholat. Dalam Al-qur'an Surat: Al-Ankabut Ayat: 45 dijelaskan bahwa Sholat dapat mencegah dari pebuatan keji dan munkar. Idealnya semakin banyak orang yang sholat maka semakin banyak kebaikan yang terjadi di muka bumi. Mengapa sudah banyak orang yang melaksanakan shalat tetapi justru kejahatan makin menjadi-jadi? Pertanyaan inilah yang sering terdengar di telinga kita.

 

Dalam Al-qur'an Surat: Al-Ma'un Ayat: 4-5 diterangkan bahwa orang yang sholat justru tidak mendapat kebaikan tetapi mendapat celaka, yaitu orang yang sholat tetapi mereka lalai dalam sholatnya. Menurut Prof. Dr. H.M. Zainuddin, MA, (Dosen Filsafat dan Sosiologi Agama dan Wakil Rektor Bidang Akademik UIN Maulana Malik Ibrahim Malang) ada tiga kategori manusia yang digolongkan sebagai “manusia yang melalaikan shalat” yaitu:

1. lalai waktu. Mereka ini suka mengolor-olor waktu shalat, sudah waktunya shalat, tetapi masih ditunda-tunda untuk melaksakannya, alias mereka tidak disiplin dan tidak tepat waktu. Itulah sebabnya ketika Nabi ditanya salah seorang sahabatnya mengenai amal yang afdhal, beliau menjawab “shalat yang tepat waktu”. 

2. lalai tidak mengingat Allah dalam shalatnya, artinya selama dalam shalat, lisan mereka mengucapkan bacaan-bacaan shalat, tetapi hatinya keluar dari kontesks shalat, pikirannya tertuju pada urusan duniawi, bahkan mereka tidak menghayati gerakan yang ada dalam shalat.

3. orang yang shalat, tetapi di luar shalat mereka tidak shalat, artinya mereka shalat, mungkin thuma’ninah dan tepat waktu, tetapi di luar tindakan shalat formal itu mereka tetap melakukan kejahatan. Contoh simpelnya, seusai shalat berjamaah di masjid, mereka masih mau mengambil sandal atau sepatu orang lain. Jika pada contoh yang lebih luas, mereka masih mau korupsi, manipulasi dan eksploitasi. Jadi mereka memisahkan antara shalat sebagai ibadah dengan urusan kehidupan dunia sehari-hari, inilah sesungguhnya yang disebut dengan “orang sekuler” atau sahun dalam bahasa Qur’an-nya.

 

Sesuai dengan paparan di atas, termasuk golongan manakah kita? Sudah seharusnya dengan momen Isro' dan Mi'roj ini tentunya kita semua berharap semoga kita senantiasa menjadi golongan mu'minun, golongan orang yang khusy dalam sholatnya dan golongan orang yang  melaksanakan sholat hanya berharap ridlo Alloh semata untuk kebaikan dunia akhirat. Amin. 

 

 

Referensi:

https://www.uin-malang.ac.id/r/200301/isra-mi-raj-nabi-muhammad-saw-dari-sains-modern-hingga-shalat.html dengan perubahan seperlunya

Gambar diakses dari facebook Alif dan Sofia

 

 

 


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ayo Ngaji! 10. MAD